BELAJAR MENCINTAI ISLAM KHAS SULAIMAN AL-QANUNI
oleh : Refki Rizki Alfani
Seorang anak berusia 7 tahun berlarian di istana megah topkapi. Istana yang berpusat di Istanbul Turki (saat ini), kota yang paling mahsyur dan rupawan, permata dunia pada masanya. Matanya yang berwarna, dengan hidung yang memanjang, disertai kulitnya yang coklat terpanggang. Karena sejak kecil dididik keras oleh sang ayah melalui ilmu perang. Dari mulai berkuda, memainkan pedang, hingga bergulat. Kini, di usiaya yang ke 7 tahun, anak itu harus pulang ke rumahnya dan belajar di sekolah istana. Saban pagi, dia harus bertemu syekh-syekh yang akan mengajarkannya berbagai ilmu, dari mulai sejarah, sastra, teologi hingga taktik militer.
Sampai saatnya anak itu beranjak dewasa. Selain kekuatannya dalam fisik, sang anak cerdas dan shalih. Dia sudah paham ilmu perang, seni , tapi kuat dalam hafalan hadits dan quran. Pada usianya yang yang ke 17 tahun, ia sudah ditunjuk menjadi gubernur negara bagian kekhalifahan ustmani, dari mulai provinsi Kaffa (Teodossia), Sharukan (Manisa), dan terakhir masyarakat Edirne. Konon, siapa saja yang ditempatkan memimpin di Kota Edirne itu adalah pengganti sultan selanjutnya di masa depan. Dan itu benar adanya, tepat 8 hari setelah ayahnya wafat, sang pangeran tangguh itu, naik takhta pada usia 26 tahun. Dialah Sultan Al-Qanuni, satu-satunya pemimpin islam yang mampu menaklukan tiga benua di dunia, Asia Afrika, dan Eropa!
Begitulah awal saya mengenal sosok yang begitu saya kagumi, dia awalnya hanya seorang anak kecil berusia 7 tahun, yang belum tahu apa-apa, tapi nantinya selepas dewasa dia akan menjadi sosok paling berpengaruh dari sepertiga dunia!
MEMIMPIN DENGAN IMAN, BUKAN AROGANSI!
Sulaiman Al-Qanuni, pada usia 26 tahun beliau naik takhta sebagai sultan ke-10 kekhalifahan ustmani. Sultan Sulaiman dikenal sebagai sosok yang sangat hati-hati dan tidak terburu-buru. Oleh karena itu, setelah Sultan mengambil keputusan dia tidak akan menarik keputusan apa yang dia ambil. Sultan Sulaiman berkuasa dari tahun 1520–1566 atau sekitar 46 tahun, masa pemerintahan yang paling panjang dibanding dengan kekuasaan sultan lainnya. Kemampuan eskpansi sang sultan telah berhasil mengeskpansi eropa, menaklukan Wina, Hungaria, hingga Persia. Serta jazirah arab seperti Hijaz. Sulaiman sangat selektif ketika memilih anggota-aggota yang ada di dalamnya, dia akan turun langsung memilih kepribadian dan kemampuan yag cocok dia ajak kerja sama dalam mengatur pemerintahan.
Apa yang dilakukan oleh sultan ini merupakan langkah dia karena meneladani perilaku rasulullah saw. yang selow ketika mekakukan sesuatu, tidak rusuh, dan terburu-buru. Nilai-nilai islam yang ditanamkan kepadanya sejak kecil membuat sosok sultan memiliki adab dan akhlak yang mulia. Saking cintanya Sulaiman al-Qanuni terhadap ayat-ayat dalam Al-Quran ia menuslikan sendiri, salinan Alquran dengan tangannya, yang kini buah tangannya itu tersimpan rapi di Masjid Agung Sulaiman.
Kecintaan sultan pada sains dan ilmu pun dipelopori dari kecintannya terhadap islam, membuat sultan bergerak memuwujudkan universitas As-Sulaimaniiyah, pada tahun 1550. Maka dari itu, pada masanya juga beliau membangun kurikulum madrasah yang sangat lekat dengan penanaman nilai-nilai islam yang dipadukan dengan sains. Untuk siswa di tahap dasar, mereka akan diajarkan ilmu dasar agama dan bahasa arab, logika, dan sains seperti asrtmonomi, georgrfi, biologi, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk madrasah tingkat dua, menekankan pada pembelajaran literatur, dan retorika. Untuk tahap akhir, atau perguruan ttinggi lebih banyak perihal teolgi dan hukum.
Masya Allah bukan? Sejak awal sang sultan tidak menjadikan kekuasaanya untuk kepentingan duniawi, harta, tahta, kekuasaan, tapi berorientasi akhirat maka dari yang dia fokuskan lebih kepada pendidikan ilmu pengetahuan dan penanaman visi agama, untuk senantiasa menjadikan semua perilaku dan ilmu untuk Allah Swt bukan untuk yang lain.
SYARIAT DAN HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN
Gelar Qanuni merupakan bentuk penghormatan atas jasanya menyusun qanun nameh. Pada masa kekhalifahan ustmani. Keunikan dalam di sistem pemerinahan utsmani, adalah mengkritalisasi budaya dan tradisi yang ada didaerah kekuasaan dimanifestokan dalam undang-undang. Orang yang menyusun undang-undang tersebut dinamai Qanuni. Namun di masa kehalafihan Sultan Alqanuni, sebagain besar undang-undang yang berhasil dibuat oleh Sulaiman AlQanuni berfokus untuk menyeleraskan tradisi tradisional yang ada turki, dan berusaha menyelaraskan undang-undang (aturan) yang di daerah penaklukan selaras dengan hukum kekhalifahan (dalam hal ini syariat islam).
Hal lain yang diatur berupa sistem promosi dalam pemerintahan, upacara istana, dan urusan-urusan keluarga penguasa. Para qadhi (hakim) memutuskan atas dasar undang-undang tersebut, khususnya berkaitan dengan pidana.
Itulah alasan kenapa Sulaiman dikenal rakyat itu dengan sebutan “Al-Qanuni” karena atas jasanya kesultanan islam menerapkan konsep perundang-undangan dalam pemerintahannya selain syariat. Ia juga memberi tugas kepada Ibrahim Pasha, kaki tangannya, untuk mebuat kitab hukum berjudul “Multaqa al-Abhur” di buku tersebut dijelaskan standar hukum ustamani.
Dengan kata lain, syariat (quran dan sunnah) itu hanya menjadi pembatas untuk hidup dan berperilaku di dunia, sebagai penentu apa yang baik dan buruk sesuai harapan Allah dan Rasulnya bukan harapan yang kita buat sendiri, hal yang belum diatur syariat bisa dilakukan melalui ijtihad para ulama, bentuknya bisa berupa undang-undang atau peraturan lainnya. Itulah alasan, islam itu tidak kaku, karena syariat pada dasarnya hanya sebagai “pembatas” bukan untuk mengekang kehidupan umat manusia tapi memberikan harmonisasi untuk seluruh umat manusia.
RAJA YANG PENUH CINTA DAN MELIBATKAN PEREMPUAN DIBALIK KESUKSESAN UTSMANI
“Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang yang tak berpendirian menjadi teguh pendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani” — Jalaludin Rumi
Dalam catatan Hassan Ibrahim, Sultan Sulaiman adalah sosok yang punya jiwa seni dan romantis. Karya puisinya menyeruak memabukan pembacanya, termasuk istri Sultan Sulaiman. “Di depan pintumu, aku terus berjaga dan memujamu, seakan-akan memujimu adalah suatu keharusan, aku akan selalu menyanyikan pujianmu, aku pencinta dengan hati yang tersiksa, Muhibbi dengan mata yang bercucuran air mata..”
Cinta meluluhkan perasaan, siapapun itu bahkan seorang raja tegas dan kuat sekalipun, dia akan luluh pada kasih sayang dan kelembutan seorang perempuan. Ketulusan perempuanlah yang menjadikan sang raja bisa tetap kuat menjalani kehidupannya. Dialah Rolexana, atau nama islamnya adalah Haseki Hurrem Sultan, istri sah satu-satunya Sultan Sulaiman.
Hurrem Sultan, perempuan yang sangat punya pengaruh terhadap perpolitikan kekhalifahan. Dia mampu mengurusi hal-hal kenegaraan, bahkan menjadi penasihat para pasha (Menteri). Ia juga terlibat dalam bidang pembangunan, contohnya adalah pembangunan mekah hingga yerusalem (palestina).
Ibunda dari Selim II (anak sultan sulaiman ketiga sekaligus penerus kekhalifahan utsmani) tidak terlepas dari kegiatan amal sosial, seperti pembangunan masjid sekolah Alquran, air mancur, serta pembangunan rumah sakit, Ia juga membangun pemandian umum untuk melayani masyarakat di Hagia Shopia. Yayasan amalnya dikenal denngan Yayasan The Haseki Sultan Imaret. Selain itu, Yayasan ini bergerak membuat dapur umum guna memberi makan orang miskin dan yang membutuhkan.
Apa yang kita dapat dari hal ini? Islam tidak pernah mengotak-ngotakan antara laki-laki dan perempuan untuk terbatas. Jika islam sejak lama hanya menempatkan perempuan untuk megurus rumah itu salah besar. Islam tidak membatasi pergerakan perempuan, islam justru memuliakan perempuan dengan adanya syariat-syariat yang mesti ditaati oleh perempuan. Sosok Hurrem Sultan ini bisa jadi gambaran bahwa dalam dunia islam, perempuan boleh terlibat dalam politik, pergerakan amal, bahkan membantu umat atau rakyat.
Bagaimana masih ragu dengan islam? Mau baca sejarah tokoh islam siapa lagi nih?
sumber :
Jurnal dan Buku
2013. Ratnasari, Dwi. Sulaiman Al-Qanuni : Sultan Kerjaaan Terbesar Kerajaan Turki Ustmani. Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Yogyakarta
2010. Siauw, Felix. Beyond The Inspiration. Jakarta : Alfatih Press
Internet
https://republika.co.id/berita/n5luwm/hurrem-sultan-roxelana-ratu-cantik-nan-dermawan-1
hubungi via IG @refkirizki